Fortifikasi
Yodium pada Garam, Berhasilkah Pemerintah dalam Menangani Kejadian GAKY?
Elika
Mareta Rahim
2015-32-007
Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan Jurusan Ilmu Gizi
Universitas Esa Unggul
Permasalahan gizi di Indonesia sangat beragam dan
kompleks serta sangat penting untuk segera diatasi. Beberapa penelitian
menyebutkan bahwa masalah gizi di Indonesia cenderung terus meningkat dibanding
negara-negara tetangga lainnya seperti, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Masalah-masalah
gizi di Indonesia yang menjadi 5 masalah utama dan di negara berkembang yang
masih mendominasi saat ini adalah, KEP (Kurang Energi Protein), kejadian
obesitas, anemia, defisiensi vitamin A (KVA), dan Gangguan Akibat Kekurangan
Yodium (GAKY).
Gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY), merupakan
salah satu masalah gizi mikro di Indonesia yang memiliki dampak pada
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia baik secara langsung maupun
tidak langsung. Permasalahan GAKY sering disebut sebagai hidden hunger karena tidak kasat oleh mata padahal, tubuh kita
sedang mengalami defisiensi zat gizi mikro dalam tubuh.
Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus
tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan
berguna untuk proses metabolisme didalam tubuh.
Tubuh membutuhkan sejumlah yodium untuk membuat
hormon yang dikenal dengan hormon tiroid. Hormon tiroid memiliki fungsi untuk
mengendalikan metabolisme dan fungsi penting tubuh lainnya. Kekurangan yodium
dalam tubuh bukan satu-satunya penyebab kadar tiroid di dalam tubuh menjadi
rendah. Namun, apabila kekurangan yodium dapat menyebabkan pembesaran kelenjar
tiroid yang dikenal dengan gondok.
Pemerintah dalam menangulangi permasalahan ini telah
mewajibkan semua garam yang beredar di pasaran harus mengandung yodium minimal
30 ppm.
Hasil data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun
2013 menunjukkan secara nasional masih
ada 8,1% rumah tangga Indonesia yang mengkonsumsi garam tidak mengandung yodium.
Hanya sekitar 77% rumah tangga mengkonsumsi garam dengan kandungan yodium
cukup, dan 14,8% dengan kandungan kurang. Lihat tabel 3.16.1.
Tabel 3.16.1. Proporsi Rumah Tangga
yang Mengkonsumsi Garam Berdasarkan Kandungan Yodium Sesuai Hasil Tes Cepat
Menurut Provinsi, Indonesia 2013
Provinsi
|
Yodium
dalam Garam
|
||
Cukup
|
Kurang
|
Tidak
Ada
|
|
Aceh
|
45,7
|
28,8
|
25,5
|
Sumatera Utara
|
87,6
|
11,1
|
1,2
|
Sumtra Barat
|
63,2
|
28,2
|
8,5
|
Riau
|
88,0
|
9,1
|
2,9
|
Jambi
|
90,5
|
7,2
|
2,3
|
Sumatera Selatan
|
92,2
|
6,4
|
1,4
|
Bengkulu
|
93,7
|
5,6
|
0,7
|
Lampung
|
85,0
|
13,5
|
1,5
|
Bangka Belitung
|
98,1
|
1,5
|
0,3
|
Kepulauan Riau
|
83,0
|
14,1
|
2,9
|
DKI Jakarta
|
83,9
|
12,6
|
3,5
|
Jawa Barat
|
68,6
|
20,5
|
10,9
|
Jawa Tengah
|
80,1
|
13,2
|
6,7
|
DI Yogyakarta
|
90,0
|
7,3
|
2,7
|
Jawa Timur
|
75,4
|
13,7
|
10,9
|
Banten
|
80,1
|
15,1
|
4,8
|
Bali
|
50,8
|
19,1
|
30,1
|
Nusa Tenggara Barat
|
54,6
|
25,6
|
19,8
|
Nusa Tenggara Timur
|
52,4
|
26,5
|
21,1
|
Kalimantan Barat
|
91,2
|
7,3
|
1,5
|
Kalimantan Tengah
|
90,5
|
7,0
|
2,5
|
Kalimantan Selatan
|
91,6
|
6,8
|
1,6
|
Kalimantan Timur
|
94,1
|
4,1
|
1,8
|
Sulawesi Utara
|
94,4
|
5,4
|
0,2
|
Sulawesi Tengah
|
91,6
|
7,4
|
1,0
|
Sulawesi Selatan
|
65,6
|
18,7
|
15,8
|
Sulawesi Tenggara
|
77,9
|
16,1
|
6,0
|
Gorontalo
|
95,2
|
3,9
|
0,8
|
Sulawesi Barat
|
72,5
|
22,6
|
4,9
|
Maluku
|
62,5
|
18,8
|
18,8
|
Maluku Utara
|
91,4
|
7,9
|
0,7
|
Papua Barat
|
96,4
|
2,6
|
0,9
|
Papua
|
85,6
|
13,6
|
0,70
|
Indonesia
|
77,1
|
14,8
|
8,1
|
Angka ini masih belum mencapai target yang
ditetapkan badan kesehatan dunia (WHO) yaitu, agar seluruh dunia minimal
konsumsi garam dengan kandungan yodium cukup sekitar 90%. Pemerintah kemudian
mencanangkan program penanggulangan GAKY dengan tujuan pencapaian Universal Salt Iodization (USI) pada
tahun 2005 dan kelestarian USI pada tahun 2010. Program penanggulangan GAKY di
Indonesia dapat dikatakan berhasil, namun jumlah rata-rata nasional ini belum
diikuti oleh seluruh daerah di Indonesia. Beberapa daerah masih tergolong
daerah endemis GAKY, terutama mereka yang bermukim di wilayah yang sedikit
sekali (bahkan tidak ada sama sekali) mengandung yodium. Kebanyakan berlangsung
di daerah pegunungan.
Direktur Bina Gizi, DR. Minarto MPS menyatakan
bahwa, saat ini di beberapa provinsi di Indonesia masih ditemukan kasus “suspect kretin” dan retardasi mental
yang kemungkinan disebabkan karena GAKY. Pada tahun 2008 teridentifikasi
sebanyak 316 orang mengalami gangguan neurologis yang potensial diduga
disebabkan karena GAKY. Dalam hal ini dapat menjadi preseden buruk terhadap
kualitas sumber daya manusia bangsa Indonesia, khususnya di wilayah endemik
GAKY.
· Faktor Penyebab GAKY
a. Defisiensi
Yodium dan Yodium Excess
ü Defisiensi
Yodium : sebab pokok terjadinya GAKY. Hal ini disebabkan karena kelenjar tiroid
melakukan proses adaptasi fisiologis terhadap kekurangan unsur yodium dalam
makanan dan minuman yang dikonsumsi.
ü Yodium
Excess : terjadi apabila yodium yang
dikonsumsi cukup secara terus menerus.
b. Lokasi
(Geografis dan non geografis)
Hal
ini disebabkan kandungan yodium pada tiap daerah berbeda-beda. Penderita GAKY
banya ditemukan pada daerah perbukitan atau dataran tinggi, karena yodium yang
berada di lapisan tanah paling atas terkikis oleh banjir atau hujan dan
berakibat tumbuh-tumbuhan, hewan dan air di wilayah ini rendah mengandung
yodium atau tidak ada.
c. Asupan
Energi dan Protein
GAKY
dapat disebabkan oleh asupan energi yang rendah, karena kebutuhan energi akan
diambil dari asupan protein. Protein merupakan alat transportasi hormon tiroid.
Protein transport berfungsi mencegah hormon tiroid keluar daru sirkulasi dan
sebagai cadangan hormon. Dengan adanya defisiensi protein dapat berpengaruh
terhadap sintesis hormon tiroid.
d. Pangan
Goitrogenik
Zat goitrogenik adalah
senyawa yang dapat menggangu struktur dan fungsi hormon tiroid secara langsung
dan tidak langsung. Zat goitrogenik dipengaruhi oleh proses sintesis hormon dan
kelenjar tiroid terhadap bahan-bahan gourogenik. Bahan tersebut adalah :
ü Kelompok
tiosianat : rebung, ubi jalar
ü Kelompok
tiroglikosid : bawang merah, bawang putih, bassica, dan yellow turnips.
ü Kelompok
akses iodida : gangguan asupan yodium lebih dari 2 gram sehari akan menghambat
sintesis dan pelepasan hormon.
e. Genetik
Faktor
genetik banyak disebabkan karena keabnormalan fungsi faal kelenjar tiroid. Penyebab
genetik lain adalah sejumlah cacar metabolik yang diturunkan, yang melukiska
kepentingan berbagai tahapan dalam biosintesis hormon tiroid.
· Dampak yang ditimbulkan GAKY
ü Pada
Ibu Hamil à keguguran
ü Pada
janin Ã
lahir mati, meningkatkan kematian janin, kematian bayi, kretin (keterbelakangan
mental, tuli, mata juling, lumpuh spatis), cebol, kelainan fungsi psikomotor
ü Pada
anak dan remaja à gondok, gangguan
pertumbuhan fisik dan mental, hipotiroid juvenile
ü Pada
orang dewasa à pembesaran kelenjar
gondok dan hipotiroid
Bahkan jika sudah dalam tingkat berat
dapat mengakibatkan cacat fisik dan mental, seperti tuli, bisu, pertumbuhan
badan terganggu, badan lemah kecerdasan dan perkembangan mental terganggu.
· Tanda dan Gejala Kekurangan Yodium
pada Tubuh
Meskipun
hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit, namun banyak orang yang mengalami
kekurangan asupan mineral mikro ini. Tanda dan gejala kekurangan yodium
meliputi :
1. Pembengkakan
kelenjar tiroid
2. Berat
badan naik drastis
3. Mudah
lelah dan kedinginan
4. Rambut
rontok dan kulit kering
5. Detak
jantung melambat
6. Sulit
mengingat
· Upaya Penanggulangan GAKY dari
Pemerintah
Pemerintah
dalam hal ini mengupayakan berbagai straegi dalam menangani permasalahan
kekurangan yodium. Menurut beberapa literatur, termasuk modul peningkatan
konsumsi garam beryodium Direktorat Bina Gizi Masyarakat Depkes RI 2004, di
Indonesia terdapat beberapa strategi (jangka panjang dan jangka pendek) sebagai
upaya penanggulangan dampak GAKY, sebagai berikut :
Jangka
Panjang
|
Jangka
Pendek
|
Komunikasi
Informasi dan Edukasi (KIE) : kegiatan
pemsyarakatan informasi, advokasi, pendidikan/penyuluhan tentang ancaman GAKY
berbagai kualitas sumber daya manusia. Terkait pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium, law enforcement dan social enforcement, hak memperoleh
kapsul beryodium bagi daerah endemik dan penganekaragaman konsumsi pangan.
|
Melakukan
kegiatan distribusi kapsul minyak beryodium. Program sudah mulai dilaksanakan
sejak tahun 1992 ini dilakukan untuk mempercepat perbaikan status yodium
masyarakat bagi daerah endemik sedang dan berat pada kelompok rawan. Kapsul minyak
beryodium 200 mg diberikan pada Wanita Usia Subur (WUS) sebanyak 2 kapsul per
tahun, sedangkan untuk ibu hamil, ibu menyusui, dan anak SD kelas 1-6
sebanyak 1 kapsul per tahun.
|
Survellians
:
kegiatan pemantauan yang dilakukan secara berkesinambungan terhadap beberapa
indikator untuk dapat melakukan deteksti dini adanya masalah yang mungkin
timbul agar dapat dilakukan tindakan /intervensi sehingga keadaan lebih buruk
dapat dicegah.
|
|
Iodisasi
garam : kegiatan fortifikasi garam dengan Kalium Iodat
(KIO3). Tujuan kegiatan ini agar semua garam yodium yang
dikonsumsi masyarakat mengandung minimal 30 ppm. Target program ini
masyarakat mengkonsumsi garam beryodium yang cukup (30 ppm).
|
Ada juga startegi dibagi sesuai dengan
daerah produksi garam dan konsumsi garammnya. Rincian strategi terbagi dalam 4
kategori, seperti pada tabel berikut :
|
Sentra Produk Garam
|
Nonsentra Produksi Garam
|
Kategori I
|
Kategori II
|
|
Konsumsi Garam Beryodium Cukup
|
Strategi
: mempertahankan produksi dan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat.
|
Strategi
: mempertahankan pasokan dan konsumsi garam beryodium yang memenuhi syarat.
|
Upaya
: meneruskan pengawasan di tingkat produksi, distribusi, dan konsumsi,
penegakan hukum, peningkatan status sosial ekonomi penambak garam, teknologi
yodiosasi dan survellians.
|
Upaya
: menjamin pasokan garam beryodium dan pengawasan mutu garam di tingkat
distribusi dan konsumsi secara intensif serta memperkuat penegakan
perundangan garam beryodium dan survellians.
|
|
Konsumsi Garam Yodium Tidak Cukup
|
Kategori III
|
Kategori IV
|
Strategi : Meningkatkan produksi dan konsumsi Garam Beryodium
yang memenuhi syarat.
|
Strategi
: Meningkatkan
pasokan dan konsumsi Garam Beryodium yang memenuhi syarat.
|
|
Upaya : Meningkatakan konsumsi Garam Beryodium melalui
promosi intensif, penegakan norma sosial dan hukum, meneruskan pengawasan
ditingkat produksi, distribusi, dan konsumsi secara intensif, peningkatan
status sosial ekonomi pergaram dan teknologi yodisasi serta survailians.
|
Upaya : Menjamin pemenuhan pasokan Garam Beryodium disertai
dengan promosi intensif konsumsi Garam Beryodium, penegakan norma sosial dan
hukum, pengawasan mutu garam di tingkat distribusi dan konsumsi serta survallians.
|
· Evaluasi Program Pemerintah
Upaya
dalam menjamin keberhasilan upaya penanggulangan perlu ditingkatkannya komitmen
di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten/kota melalui koordinasi dan
penyediaan dana yang berkesinambungan dan pengintegrasian upaya penanggulangan
GAKY dengan program pembangunan. Namun hal ini belum berjalan secara maksimal. Dapat
dilihat dari perusahaan garam yang belum di fortifikasi dengan yodium. Padahal pemerintah
sudah mewajibkan label SNI sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.15 tahun 1991
tentang Standar Nasional Indonesia dan SK Menteri Perindustrian
No.29/M/SK/2/1995 tentang pengesahan SNI dan penggunaan tanda SNI secara wajib
terhadap 10 macam produk industri, salah satunya adalah produk garam. Syarat mutu
garam konsumsi beryodium menurut SNI 01-3556.2-1994/Rev 2000 adalah kandungan
KIO3 minimal 30 ppm. Terdapat 366 perusahaan garam beryodium dengan
40 merek, namun hanya 236 perusahaan yang menerapkan sistem manajamen mutu SNI,
dimana 1% perusahaan dibina pada tahun 1999-2002.
Oleh
karena hal itu, maka penanggulangan permasalahan kejadian GAKY belum merata di
seluruh wilayah/daerah di Indonesia. Permasalahan kejadian GAKY di Indonesia
disebabkan karena kurangnya cakupan konsumsi garam beryodium yang memenuhi
syarat oleh rumah tangga. Hal ini didasarkan pada rendahnya pengetahuan masyarakat
tentang pentingnya garam beryodium bagi kesehatan dan kecerdasan manusia. Karena,
sosialisasi melalui edukasi sangat penting karena merupakan salah satu upaya
untuk penanggulangan kejadian GAKY yang efektif. Keberhasilan sosialisasi
melalui edukasi pada masyarakat tergantung padaperan aktif dari pemerintah,
instansi terkait, dan juga respon dari masyarakat itu sendiri tentang arti
penting konsumsi garam beryodium dan dampak dari penyakit yang ditimbulkan
akibat kekurangan yodium. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran dan
pengethaun ,asyarakat tentang garam beryodium. Tingkat pengetahuan masyarakat
yang rendah merupakan kendala utama yang perlu perhatian dan penanganan serius
dengan sosialisasi yang berkesinambungan.
Selain itu, komitmen
kebijakan dalam advokasi, koordinasi, penyediaan dana yang berkesinambungan
belum optimal. Ketersediaan distribusi dan konsumsi garam beryodium sudah
cukup, juga harus menjadi perhatian pemerintah dalam menangani ini agar upaya
penanggulangan kejadian GAKY di Indonesia dapat merata di seluruh
wilayah/daerah. Sehingga angka kejadian GAKY di Indonesia dapat mencapai target
yang ditetapkan oleh WHO.
Daftar Referensi
Diskusi Pakar Penanggulangan Masalah GAKY. http://gizi.depkes.go.id/diskusi-pakar-penanggulangan-masalah-gaky.
Accessed 24/01/2019
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). https://dinkes.pidiekab.go.id/kapita-selekta/r-43/gangguan-akibat-kekurangan-yodium-gaky.
Accessed 22/01/2019
Kementerian Kesehatan RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta.
What You Should
Know About Iodine Deficiency. https://www.healthline.com/health/iodine-deficiency.
Accessed 22/01/2019.
What are the Signs
of Iodine Deficiency. https://www.medicalnewstoday.com/articles/320891.php. Accessed 24/01/2019.
10 Signs and Symptoms of Iodine Deficiency. https://www.healthline.com/nutrition/iodinedeficiency-symptoms.
Accessed 24/01/2019.
Komentar
Posting Komentar